Senin, 16 Juli 2012

PROSES PANJANG PENULISAN NOVEL 'XIE XIE NI DE AI'


“Bagaimanapun Aanon tidak akan mengerti apa yang dirasakan Ale. Ketika tiba-tiba Aanon melihatnya tanpa jilbab. Entah berpengaruh atau tidak terhadap Aanon, atau bahkan dia tidak peduli, akan tetapi bagi Ale ini suatu musibah. Namun, Ale sudah sedikit tenang, meskipun menyesal dengan kejadian itu.”   

Novel perdana yang akhirnya sempat Cetak ulang.
           Mungkin itu hanya peristiwa sepele yang dialami tokoh Alenia Fatmawati sebagai tokoh utama dalam Novel XIE XIE NI DE AI atau Terima Kasih Untuk Cintamu namun, Peristiwa itu menjadi pintu masuknya ujian-ujian hidup yang akan dihadapi Ale selanjutnya. Tokoh-tokoh pendukung yang berkewarganegaraan Cina pada umumnya seperti Chelsy, Selina, Daniel, Aanon, Zie juga beberapa tokoh dengan kewarganegaraan Jepang seperti Ryu, Maki, dan Dahe, menjadi sarana pembanding budaya yang kompleks dengan apa yang Ale punya dan bawa dari rumah seperti budaya Jawa asalnya yaitu Solo, dan tentu saja Islam yang kental. Selain kisah cinta yang memang dimunculkan di sepanjang bab ke bab, juga lintas bahasa (yang ditandai dengan banyaknya catatan kaki) yang memperkaya imajinasi kita tentang situasi Hong Kong. 

        Begitulah harapan saya lewat tokoh Ale bahwa: perempuan-perempuan Indonesia mesti bermartabat; pekerjaan halal meski dianggap rendah sekalipun tidak menyurutkan diri untuk selalu menjujung tinggi kehormatan, harga diri, cara berpikir, semangat hidup, dan kreativitas; Islam—di mana pun berada tidak semestinya berubah, harus utuh dan kekal; belajar segala hal tentang kehidupan—baru akan mematangkan ilmu yang mungkin didapat dari sekolah-sekolah.

           Kalau bicara soal 'Proses Kepenulisan' jujur saja, saya sedikit minder, tapi bagaimanapun ini harus saya ungkapkan. Tiga tahun, sebagai penulis yang baru saja belajar menulis dan pekerjaan saya yang rendah yaitu hanya sebagai seorang TKW di Hongkong yang tidak pernah mengenyam bangku kuliah, mewujudkan tulisan ini menjadi novel merupakan hal yang dulu menurut saya tidak mungkin. Ketika saya mulai belajar menulis sejak 2006 dengan masuk di komunitas sastra FLP wilayah HOngkong dan banyak membaca novel-novel remaja karya mbak Leyla Imtichanah, akhirnya perlahan saya mencoba mengukir mimpi menjadi novelis. Awalnya sepele, saya nge'Fans dengan boyband Taiwan bernama Fahrenheit. Entahlah apa yang membuat saya begitu 'mencintai' salah satu personil Fahrenheit Aaron Yan yang akhirnya saya tempatkan sebagai salah satu tokoh utama dalam novel ini. Ketika melihatnya bicara, tersenyum terasa greget saya semakin kuat untuk bisa dekat melalui halusinasi saya- kata temen-temen seperti orang gila. Lalu tercipta sebuah ide sederhana, kemudian sy mulai reset tempat-tempat yang saya jadikan setting nyata (jalan-jalan), mulai belajar bahasa Kantonis lebih dalam, Mandarin sedikit Jepang dan Korea untuk memberikan warna dalam novel ini.

        Ternyata menulis bukan hal sederhana, saya harus membagi waktu. sedangkan jam kerja saya bisa dibilang selalu overtime. Dari bangun pagi jam 5 sudah mulai mengurus anak-anak majikan dan seorang manula.seluruh pekerjaan rumah tanpa kecuali harus selalu selesai sempurna sampai jam 12 malam bahkan kadang lebih. saya baru bisa masuk kamar setelah semua anggota keluarga tidur,baru saya mandi dan istirahat. Artinya jam terbang saya menulis sekitar jam 1 sampai jam 2 atau lebih dini hari. Awalnya saya sempat pesimis, ini tidak mungkin bisa saya lakukan. Tapi saya akali dengan waktu kerja (menjemput anak dr skul, membawa nenek jjs, di kereta api, di dapur saat masak) saya membawa note kecil untuk menulis bagian2 ceritanya, ketika ide muncul, saya segera corat-coret. Malamnya baru saya tuangkan ke dalam lepi (itu saja sembunyi2). selama dua tahun berhasil menulis sekitar 125 halaman saja.
Lalu saya ikutkan novel saya diajang sayembara novel nasional yang diadakan Penerbit Pro-u Media Jogjakarta. Dari 120 lebih peserta yang saya lihat juga ada mbak Leyla Imtichanah:D alhamdulillah bisa masuk 30 besar walau akhirnya kalah dunk sama penulis senior seperti beliau, tapi bagi saya itu sudah jauh lebih baik. Akhirnya saya mulai Optimis. Novel dikembalikan oleh panitia dan beberapa revisi disana-sini saya lakukan. halaman bertambah menjadi 165.Vacuum, saya hentikan dulu karena banyak hal mengenai kesehatan saya sangat mengganggu.

        Setelah desember 2009 saya sampai di Indonesia, saya mulai aktif lagi menulis, sekitar bulan Maret saya iseng mengirimkan naskah saya ke penerbit Diva Press yang saya tahu dekat dengan rumah saya di Jogja dari membaca buku-buku terbitan Diva Press. Tidak banyak berharap, karena Diva salah satu penerbit Major yg besar di kalangan nasional, seperti ketiban durian hahaha...akhirnya bulan Juni 2010 pihak Diva mengabari bahwa novel saya diterima. Saya sujud syukur sambil menangis dan hujan-hujan di halaman rumah. Akhirnya beberapa revisi saya lakukan, penambahan halaman dengan menambah konflik, setting saya pertajam juga penambahan tokoh atas permintaan penerbit. Dan menunggu selama 1,5 tahun lamanya :)) bulan Oktober 2011 ini novel perdana saya release.
Nangkring juga di toko buku dan Bookfair nasional.

      Sungguh hal yang sulit saya percaya mengingat pendidikan saya yang hanya sebatas lulusan SMK dan tidak tahu sastra, tapi dengan perjuangan yang begitu berat & tdk menyerah alhamdulillah novel ini menjadi buku dan bisa dibaca semua orang. Jadi bagi siapapun saya tekankan, kita semua bisa menulis, asalkan ada niat. usaha dan doa yang tiada henti.
So, impossible is nothing... ^_^

Novel ini bisa dipesan melalui:
www.divapress-online.com atau FB Komunitas Diva-Press kedua atau SMS ke 081215301336
Bagi yang mau pesan via saya/ barter buku juga bisa Inbox atau sms ke 0878 3815 6779.

JUDUL : XIE XIE NI DE AI - HONGKONG, TERIMA KASIH CINTAMU (Revisi Penerbit)
Tebal : 340 Halaman
Ukuran: 14 x 20 cm
Harga : Rp 44.000

Selamat Mencoba dan berekreasi ke Hongkong lewat Novel ini :))

Mell Shaliha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar